Archive for Mei 2014

Revolusi Amerika


Nama              : Dhevy Ratna Sari
NIM / Kelas   : 120210302095 / B

REVOLUSI AMERIKA
Revolusi Amerika adalah suatu revolusi politik penumbangan suatu susunan sosial. Dan pada hakikatnya adalah hasil tambahan dari suatu perjuangan untuk kemerdekaan politik dan untuk menegakkan nasionalisme Amerika yang dipimpin oleh kaum ningrat Whig yang mencari kebebasan dari tekanan politik dan ekonomi yang dipaksakan oleh pemerintah Inggris. Revolusi Amerika tidak menghadapkan kelas terhadap kelas dan menolak untuk menyesuaikan diri dengan pola Marxisme. Untuk mempertemukan susunan pemerintahan sendiri Grenville tahun 1763 menyusun suatu pemerintahan yang menerobos semua garis kepartaian dan meletakan dasar bagi suatu sistim kepartaian baru. Pendudukan dibagian Barat oleh pemerintah Inggris telah membantu bertambahnya perlawanan terhadap Inggris di Amerika. Setelah mengalami kesulitan keuanggan akibat Perang Tujuh Tahun melawan Prancis, Inggris mulai memperkuat pengaruhnya di daerah koloni.
Untuk menyelesaikan masalah pembatasan tanah maka ada suatu perjanjian yaitu Perjanjian Eaton (1758). Shelburne (1737-1805) mengusulkan supaya daerah Appalachia menjadi garis pembatas sementara antara jajahan dan tanah yang disediakan untuk orang Indian dan daerah baru supaya dibentuk 3 propinsi: Quebec, florida Timur, Florida Barat, namun tidak terlaksana karena terjadi peristiwa di Inggris dan di Amerika. Sebelum mulainya revolusi, Inggris melakukan tindakan provokatif yang pertama suatu instruksi dari North bulan Februari 1774 yang membatasi pemberian hak-hak tanah didalam daerah jajahan, yang kedua adanya UU Quebec.
Setelah berakhirnya Perang Dunia Inggris mengalami masalah keuangan yang sangat luas. Inggris mengusahakan supaya perdagangan di tanah – tanah jajahan menyesuaikan diri dengan system mercantilisme yaitu menyediakan bahan mentah dengan harga rendah bagi negara induk. Inggris juga mengadakan pajak – pajak baru yang diundangkan atas perintah Grenville yaitu UU Gula yang ditujukan untuk New England tahun 1764 dan UU tentang Keuangan yang ditujukan untuk Virginia. Penentangna yang dilihatkan oleh Amerika mempunyai tiga macam cara: kaum intelektual melakukan perang suatu pamflet yang ideologis, kaum pedagang melakuakn pemboikotan terhadap bangsa Inggris, dan rakyat biasa melakukan tindakan kekerasan. Adanya penghapusan dan pelaksanaan kembali UU Materai, orang-orang Amerika mungkin akan mengadakan persekutuan dengan Prancis.
Anti militerisme ditanah jajahan timbul karena tidak senang terhadap tentara dan militerisme, yang terdapat markas tentara Inggris ditanah jajahan. Ketegangan memuncak di kota-kota dimana pasukan ditempatkan. Kurang dari dua bulan sesudahnya pertempuran di New York sebuah insiden yang lebih genting meletus di Boston. Tahun 1767, Townshend mengusulkan beberapa macam cukai impor untuk kertas, teh, dan cat. Townshend mendapat kritik bahwa telah menghidupkan kembali api dibawah persoalan pajak tanpa harapan mendapat keuntungan fiskal, kemerdekaan konstitusionil ditanah jajahan, karena UU yang dibuat Townshend mengatur penghasilannya harus dipergunakan untuk mengadakan persedianan yang lebih pasti dan cukup. Dickinson menyatakan bahwa cukai yang dipaksakan Townshend itu tidak konstitusionil. Pertempuran konstitusionil dilangsungkan dalam dua medan: dalam pengadilan dan dewan perundangan. Tahun 1767 persoalan dihidupkn kembali oleh peraturan UU Townshend yang memberikan kekuasaan mengeluarkan surat-surat perintah dan Dewan Komisaris Pabean di Amerika. Hakim Tory dan hakim Whig juga menentang surat perintah itu. Samuel Adams (1722-1803) menyusun sebuah surat edaran yang disetujui oleh DPR Massachusetts tahun 1768, surat tersebut mengutuk UU Townshend. DPR Virginia George Washington juga melakukan perjuangan mengusulkan sekumpulan revolusi. Disamping perjanjian menghentikan impor, perdaganagn ditanah jajahan menghadapi pembatasan sebagai akibat UU Townshend.
Pembatalan bea-cukai Townshend untuk sementara menenangkan ketegangan antara tanah jajahan dan negara induk. Kerusuhan di New Yoerk & Boston memberi keinsyafan kepada pedagang lapisan atas tentang bahaya ayng datang dari gerombolan rakyat. Di Amerika ketenangan diganggu pada 10 Juni 1772 kapal pabean Gaspee kandas di Namquit Point. Hal ini mendorong timbulnya persatuan orang-orang ditanah jajahan lalu dibentuk panitia “Korespondensi ” untuk menentang politik Inggris. Untuk mempermudah penjualan teh perusahan berpaling kepada pemerintahan. Tetapi pembesar yang keras kepala menolak memberikan surat jalan kecuali jika kapal itu telah beres soal pabean. Penghinaan Franklin tidak kalah pentingnya untuk memperbesar jurang perpisahan antara pendapat di Amerika dan Inggris adalah skandal sekitar surat-surat Hutchinson. Undang-undang yang tak tertahan adalah undang-undang Pelabuhan Boston, Undang-undang administrasi pengadilan, undang-undang Massachusetts yang membatalkan piagam Massachusetts.
Undang-undang Quebec (20 Mei 1774) dianggap bagian dari tindakan-tindakan paksaan yang ditujukan terhadap hak-hak kemerdekaannya. Perjuangan Amerika yang berdasar pertama-tama atas hak-hak orang-orang Inggris seperti yang dibuat oleh kaum Whig dan keduanya, atas hak-hak manusia yang lebih revolusioner, ditekankan kepada umum melalui pers, surat-surat sebaran dan diatas mimbar gereja. Golongan politik radikal diatas mimbar gereja Jonathan Mayhew (1720-1766), seorang rasionalis yang pandangan-pandangan teologinya menjadi pelopor bagi doktrin sekte Unitarian. Proklamasi dan Resolusi yang diterima oleh Kongres pada tanggal 14 Oktober. Pada tanggal 9 Februari Massachusetts melakukan pemberontakan.
Tanggal 10 Mei konggres Kontinental kedua bersidang di Philadelpia, dan perang telah meletus. Pada tanggal 5 Juli, kongres menerima apa yang dinamakan “Olive Branch Petition” atau Petisi Perdamaian yang disusun oleh Dickinson. Kemerdekaan dinyatakan selama jangka waktu 14 bulan yang berlangsung dari saat mulai bersidangnya kongres kedua sampai saat diterimanya resolusi lee tentang kemerdekaan.
Penggunaan pasukan sewaan asing oleh Inggris untuk menghadapi pemberontakan di tanah jajahan. Richard Henry lee yang mengajukan sebuah resolusi dalam kongres pada tanggal 7 Juni yang menyatakan bahwa Negara-negara serikat mempunyai hak untuk menjadi Negara merdeka dan berdaulat. Putusan mengenai resolusi ini di tangguhkan hingga tanggal 1 Juli, dan kemudian persetujuan ini baru sahkan oleh konvensi Negara bagian new York pada tanggal 9 Juli. Kemerdekaan telah disetujui dengan tujuan yang jelas dari Proklamasi itu adalah untuk menyatakan alasan-alasan yang memaksa tanah jajahan untuk membubarkan ikatan politiknya dan untuk mengambil kedudukan yang tersendiri serta sedrajat di antara negara-negara di dunia.
Amerika mempunyai kelebihan berupa pasukan yang cukup perlengkapannya, terlatih dan disiplin tetapi ia adalah tentara yang miskin. Kelebihan ini untuk sebagian dirintangi oleh kienyataan bahwa patriot berjuang ditanahnya sendiri. Pada permulaan peperangan pertimbangan siasat tinggi inggris menolak diadakannya blockade laut yang erat terhadap ketigabelas tanah jajahan dan memutuskan untuk menggunkan angkatan darat dalam semua operasi besar. Tahun 1775 Sir Gay Carleton merencanakan untuk menyerbu ke New York dari Kanada dengan bantuan dari pasukan laut. Karena diduga akan ada serangan terhadap New York dari Kanada, kongres telah memberi kuasa kepada Philip Schuyler untuk merebut setiap kedudukan di Kanada yang dianggap penting bagi keamanan tanah jajahan. 
Sebaliknya dari pada memusatkan pasukan-pasukannya untuk memberi pukulan yang dahsyat, Inggris membuat kesalahan besar untuk membaginya antara Jendral Clinton, yang diberi tugas menyerang daerah selatan, dan Sir Willam Howe yang merebut kota New York. Ekspedisi Clinton adalah satu kegagalan seluruhnya. Karena ia menduga Howe akan menyerang new York, Washington memindahkan tentaranya dari Boston tahun 1776. Untuk menghadapi ancaman pengepungan ini, Washington terpaksa menyingkirkan induk pasukannya dari Manhatan. Bulan Februari 1777 Jendral John Burgoyne yang telah kembali lagi ke Inggris, memajukan kembali kepada Jerman rencana serangannya dari tiga jurusan untuk mengisolir New England.
Saratoga mempunyai pengaruh, di Inggris ia menyebabkan dimajukannya permintaan oleh Lord North untuk meletakkan jabatan dan penolakan yang berkeras kepala dari george III untuk menyerahkan pemerintahan kepada musuhnya yang lama, Chatam. Kemenangan Amerika di Saragota menyebabkan perubahan yang menentukan dalam siasat Inggris. Saratoga yang kemudian disusul oleh ikutnya Prancis dalam peperangan samping Amerika, menjadi ciri bagi titik peralihan Revolusi. Prancis yang dari semula timbulnya persengketaan, telah secara tidak resmi memberikan bantuan senjata dan uang kepada Amerika, kemudian dengan cepat mengadakan persekutuan dengan Amerika.
Kelanjutan Saratoga di Amerika setelah kegembiraan kaum Patriot atas kemenangan itu dating pertengkaran, inflasi dan jatuhnya moral. Pada tanggal 30 Agustus Grasse tiba di dekat Yorktown, mengadakan blockade lautan, kemudian mendaratkan pasukannya untuk bergabung dengan lafayyete yang sedang mengepung Cornwallis di daratan. Pada tanggal 17 Oktober, Cornwallis bersama dengan pasukannya menyerah. Pengusaha-pengusaha Amerika mulai merasakan bahwa penghapusan pembatasan-pembatasan dalam negeri terhadap perdagangan, jika dibarengi dengan peraturan-peraturan mengenai perdagangan antara Negara-negara bagian dari tindakan-tindakan perlindungan terhadap industri dalam negeri dari saingan luar negeri, akan meletakkan dasar bagi hidupnya kembali kemakmuran.
   Perundingan perdamaian Shelburne mendesak diadakannya perundingan melalui Oswald yang akhirnya diberi kuasa untuk mengadakan perjanjian dengan komisaris-komisaris dari tiga belas Negara serikat.
            Revolusi telah merupakan puncak dari suatu gerakan politik kearah kemerdekaan lepas dari Inggris. Pertama-tama ia membuktikan kepada dunia bahwa suatu bentuk pemerintahan republic dapat bekerja dengan efektif. Yang kedua, ia menjadi cirri untuk pertama kalinya dalam sejarah bahwa dalam suatu golongan besar masyarakat telah membentuk pemerintahannya sendiri dibawah undang-undang dasar tertulis. Revolusi gagal untuk menghapuskan dasar hak-hak milik sebagai syarat memegang jabatan dan memberikan suara. Jaman revolusi telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang kuat. Akhirnya semangat persamaan dari jaman Revolusioner ini dicerminkan dalam sikap orang-orang Amerika terhadap budak-budak belian.
Senin, 26 Mei 2014
Posted by Unknown

Sejarah Amerika "Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II"


AMERIKA LATIN
“AMERIKA LATIN SEBELUM PERANG DUNIA II
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampuh Dr. SurantoM.Pd




Disusun Oleh:
Dhevy Ratna Sari          120210302095
Kelas B



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014







Kata Pengantar

Puji  syukur kami ucapkan kepada Allah SWT , berkat limpahan karunia – Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II. Makalah ini dibuat untuk memenuhi penyelesaian materi kuliah Sejarah Amerika.
Di era globalisasi ini, era yang penuh persaingan, baik persaingan lokal, nasional dan global. Oleh karena itu kita harus membekali diri untuk menghadapi persaingan tersebut. Bekal ilmu pengetahuan saja tidak cukup karena dalam era globalisasi sekarang ini sistem kerja tidak hanya mengandalkan individu, tetapi juga jaringan kerjasama dengan pihak-pihak lain. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi sangat dibutuhkan.
Makalah ini dibuat untuk memberikan arahan dan tuntutan kepada pembaca agar mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat belajar secara aktif dan kreatif dan mampu mengetahui pentingnya belajar sejarah Amerika khususnya mengenai Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II. Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selesainya pembuatan makalah ini. Selain itu, kami pun mengucapakan terima kasih kepada Dosen Pengampu Dr.Suranto M.Pdyang telah memberikan bimbingan  dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
            Kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca untuk lebih berkompeten dalam komunikasi memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran materi Sejarah Amerika.

Jember, 20 Mei 2014

                      Penulis,









BAB 1
 PENDHULUAN
1.1. Latar Belakang

Amerika Latin adalah negara-negara yang terletak di selatan  Amerika Serikat yaitu semua negara di wilayah benua Amerika bagian Selatan yang sebagian terbesar bekas  koloni kerajaan-kerajaan Spanyol, Portugis, dan Perancis, termasuk pula   negara-negara  Karibia seperti Bahama, Dominika, Kuba, Haiti, Jamaika,, Nicaragua,  Suriname, Trinidad & Tobago dll. Luas daratan seluruh Amerika Selatan lk 7 juta mil persegi dengan jumlah penduduk pada akhir abad ke-20 lebih dari 350 juta jiwa.
Sebagaimana diketahui perjuangan negara-negara Amerika Selatan membebaskan diri-nya dari kekuatan asing khususnya Amerika Serikat belum sepenuhnya berhasil.  Oleh karena itu  perjuangan-nya perlu terus didukung,  dan senantiasa  perlu pula disimak dan dipelajari.
Untuk memperoleh gambaran tentang perjuangannya tersebut, maka berikut ini adalah renungan  singkat perjuangan negara dan rakyat Amerika Selatan  pada abad ke-20 yang lalu.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.               Bagaimana keadaan ekonomi dan politik Amerika Latin sebelum sampai Perang Dunia II ?
1.2.2.               Bagaimana pertumbuhan kota dan pemerintahan Amerika Latin sebelum sampai Perang Dunia II ?
1.2.3.               Bagaimana munculnya gerakan revolusioner negara-negara Amerika Latin?
1.2.4.               Bagaimana persatuan negara-negara Amerika Latin ?

1.3. Tujuan
1.3.1.               Mengetahui  keadaan ekonomi dan politik Amerika Latin sebelum sampai Perang Dunia II.
1.3.2.               Mengetahui pertumbuhan kota dan pemerintahan Amerika Latin sebelum sampai Perang Dunia II.
1.3.3.               Mengetahui munculnya gerakan revolusioner negara-negara Amerika Latin.
1.3.4.               Mengetahui persatuan negara-negara Amerika Latin








BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Keadaan Ekonomi dan Politik Amerika Latin Sebelum Sampai Perand Dunia II
Pada awal abad ke-20 di keluarga negara-negara Amerika Latin telah bertambah dengan dua negara yaitu Kuba dan Panama.Kuba merdeka dari Spanyol pada tahun 1902, dan Panama memisahkan diri dari Columbia pada tahun 1903. Walaupun telah menjadi negara merdeka, kedaulatan dari kedua negara tersebut masih terbatas dengan  adanya perjanjian  bahwa tentara Amerika Serikat-lah yang bertanggung jawab menjamin kemerdekaan kedua negara tersebut.  Sementara itu dalam dua dekade berikutnya Republik Dominica, Nicaragua, dan Haiti menjadi “protectorate’ dari Amerika Serikat.
Pada tahun 1845, beberapa dasawara sebelum memasuki abad ke-20,  Texas  yang telah melepaskan diri  dari  Meksiko dan bergabung dengan  Amerika Serikat . Disamping itu Amerika  juga menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat. Sudah barang tentu Meksiko tidak menyukai keinginan   tersebut, maka “Perang Mesiko – Amerika” tidak dapat dihindari. Amerika Serikat berhasil memenangkan perang  dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya.    Orang-orang Amerika di Utara tidak menyukai perang ini, karena  merasa perang ini hanya untuk keuntungan Selatan.
Perlu pula diketahui sejak tahun 1900 investasi Amerika Serikat di Mesiko dan di negara-negara Karibia telah melampaui investasi Inggris.Hal itu berarti bahwa pada awal abad ke-20 Amerika Serikat sudah menancapkan pengaruh politik dan ekonomi  di Amerika Latind dengan kuat. Keadaan seperti itu menyebabkan  tumbuhnya sikap anti terhadap Amerika Serikat, yang dikenal  oleh kalangan  masyarakat Amerika Latin sebagai “Imperialis Yankee”. Hal itu digambarkan  secara tepat oleh seorang penulis Uruguay ( Jose Enrique Rodo) sebagai “Dering kutukan terhadap  imperialisme Yankee”. Enrique Rodo menyatakan bahwa sikap menentang pelanggaran  militer, ekonomi, dan kultur  dari “Colossus of the North”   ( The Colossus of the North is a name for the United States  typically  used by those who view the country  as oppressive to its southern neighbors, Wikepedia) adalah  suatu sikap yang menjadi dambaan rakyat Amerika Latin. Walaupun  rakyatdan  negara-negara Amerika Latin sesungguhnya lebih memerlukan terciptanya  keadilan   dan kemakmuran masyarakatnya. 
Pada masa tahun 1900-an  negara-negara Amerika Latin adalah  penghasil produk-produk primair guna keperluan ekspor. Oleh karena itu suatu kontraksi perdagangan dunia karena depresi pada tahun 1890-an menyebabkan kerawanan bagi Amerika Latin  seperti  tampak dengan terguncangnya  ekonomi Argentina dan Kuba. Disamping itu imperialisme Eropa, yang dengan intensip meng-eksploitasi koloni-koloninya di wilayah tropis di Asia dan Afrika, menyebabkan terjadinya krisis kopi (1905) dan runtuhnya boom karet (1914) di Brasilia.
Beberapa saat setelah itu pecah Perang Dunia I (1914 – 1918) membawa makin susutnya volume perdagangan  dunia. Keadaan  itu  ternyata  tidak berlangsung  lama, karena kerusakan  lahan pertanian    di Eropa berakibat terciptanya  pasar baru bagi  produk  bahan makanan Amerika Latin. Namun cepatnya recovery lahan-lahan pertanian  di Eropa tersebut termasuk dihasilkannya gula beet membawa pengaruh  negatip bagi perdagangan produk-produk pertanian Amerika Latin.
Pada  sepertiga bagian pertama dari abad ke-20 pemerintahan di Amerika Latin telah menjaga stabilitas ekspor hasil produksinya ( roduk-produk primer)  dengan membatasi dan memangkas produksi-nya,disamping mengadakan berbagai perjanjian perdagangan internasional  untuk melindungi ekonominya. Dengan terjadinya  depresi pada  tahun 1930-an usaha tersebut tampak sia-sia,  Amerika Latin  menderita kerugian lebih besar daripada  yang seharusnya. Bahkan ketika secara umum ekonomi dunia telah membaik dan tumbuh, pengaturan internasional perdagangan komoditi-komoditi tidak efektif melindungi Amerika Latin.Berkurangnya demand akan tembaga dan timah putih menyebabkan rusaknya ekonomi serta menyebabkan perpecahan sosial di Chile atau Bolivia. Dengan berjalannya waktu, maka muncul kesadaran diantara masyarakat Amerika Latin, bahwa melindungi diri dari gejolak perubahan ekonomi dunia adalah mutlak diperlukan antara lain dengan melakukan diversifikasi ekonomi termasuk industrialisasi.
Perlu pula diketahui bahwa selama Perang Dunia ke-1 industrialisasi di Amerika Latin menjadi marak, pabrik-pabrik dibangun untuk memproduksi barang-barang konsumsi yang semula  diperoleh dari Eropa dan Amerika Serikat. Sebagian besar pabrik-pabrik yang dibangun tersebut adalah tergolong industri  ringan, namun  sewaktu terjadi banjir impor pada tahun  1920-an sebagian besar pabrik-pabrik tersebut mati tenggelam. Pada dekade berikutnya terlihat adanya gelombang naik  dari industri ringan tersebut yaitu ketika ekspor produk primer Amerika Latin menurun, dimana Amerika Latin terpaksa mengurangi impor-nya serta menggantikannya dengan memproduksi   produk dalam negeri sebagai substitusi impor.
Industri substitusi impor terus tumbuh selama Perang Dunia II sampai perang berakhir.Beberapa negara seperti Brasilia dan Argentina membuat dinding tarif (tariff barrier) untuk melindungi industri substitusi impor tersebut serta menyokong penuh industrialisasi.Industri Argentina tumbuh dengan pesat dibawah program ambisious yang dilancarkan oleh diktator Juan D Peron, dan Brasilia tumbuh menjadi negara yang maju industri-nya. Promosi pemerintah tentang pembangunan pabrik-pabrik (industri) menggambarkan kemenangan kelompok penduduk kotaterhadap kaum elite pendatang lama yang pada umumnya menguasai daerah-daerah pedesaan.

2.2. Pertumbuhan Kota dan Pemerintahan Amerika Latin Sebelum Sampai Perang Duniia II
Pemerintahan kota di Amerika Selatan tumbuh dengan pesat kira-kira pada awal abad ke-20,kaum imigran di Argentina dan bagian selatan Brasilia berperan besar dan ikut bertanggung jawab atas  terjadinya  pertumbuhan pemerintahan kota tersebut. Para pekerja kontrak dari Itali, Spanyol dan Portugis setelah beberapa tahun bekerja di ladang-ladang biji-bijian (gandum) atau di kebun-kebun kopi menghadapi kenyataan tidak mungkin memiliki tanah kebun bagi dirinya kemudian mereka cenderung untuk tinggal di kota-kota. Perbaikan sanitasi dan terbasminya penyakit-penyakit seperti penyakit malaria  khususnya di kota-kota  ikut menyumbang pertumbuhan penduduk karena berkurangnya angka kematian,
Setelah Perang Dunia I kegiatan ekonomi dan perdagangan di Amerika Selatan pada umumnya berkembang,hal itu menyebabkan diperlukannya tenaga-tenaga managerial dan profesional disamping bertambahnya  lapangan kerja bagi sekretaris, juru tulis, penjaga gudang, pekerja kereta api, pekerja pelabuhan, pekerja perpakiran dan lain-lain.Namun pada kenyataannya banyak posisi- posisi yang baik dalam bank-bank, perusahaan asuransi, pusat-puat perdagangan, dan berbagai fasilitas lainnya masih diisi oleh tenaga-tenaga managerial dan profesional asing, hal itu telah membangkitkan kemarahan para pekerja lokal.  Keadaan seperti itu diperparah oleh kenyataan bahwa para kapitalis asing tampak hanya mengeruk sumber daya alam Amerika Latin saja, baik dari kebun-kebun maupun dari tambang-tambang.
Para politisi (demagog) kelas menengah di Amerika Latin mengritik elite penguasa sebagai antek kapitalis Inggris atau Amerika (Yankee). Para politisi yang  sebagian besar kelas menengah  terus  berusaha mendapatkan dukungan dari para pekerja  yang  terancam hilang  pekerjaannya saat    ekspor produk-produk Amerika Latin  terus  merosot. Keadaan seperti itu menyebabkan faham nasionalisme tumbuh menjadi faktor penting dalam percaturan politik di Amerika Latin pada abad ke-20.
Sesungguhnya sejak abad ke-19 konstitusi Amerika Latin telah mengatur adanya pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan golongan-golongan, namun partisipasi rakyat belum   memadai seperti   terlihat dalam banyak pemilihan umum maupun penetapan pemenang dari pemilihan-pemilihan  tersebut.  Phenomena tersebut baru memperoleh perhatian secara luas pada abad ke-20.
Memasuki abad ke-20 kelompok-kelompok penduduk kota menghendaki reformasi cara-cara pemilihan, pelopor dari reformasi tersebut adalah kaum elite tua dari Argentina dan Chile. Adanya reformasi cara pemilihan  telah  memungkinkan partai kelas menengah radikal merebut kedudukan presiden di Argentina (1916) dan di  Chile (1920). Sementara itu perubahan administrasi pemerihtahan telah berpengaruh terhadap kebebasan rakyat melakukan pemilihan di Chilie pemilihan menjadi tidak demokratis lagi  dan di Argentina sebagian besar “presiden terpilih”  digulingkan oleh kudeta militer.
Di Uruguay, Costa Rica, dan Kolumbia pada sebagian besar dari tiga perempat bagian pertama abad ke-20 pelaksanaan demokrasi politik berjalan cukup baik. Di Brasilia sepanjang tahun-tahun 1945 – 1965 pemilihan  juga telah berjalan dengan baik.  Di Kuba (selama pendudukan Amerika Serikat dari tahun 1940 – 1952) telah dilakukan pemilihan umum, demikian pula di sebagian besar negara-negara republik Amerika Latin.Namun sejak awal tahun 1970-an dibanyak negara-negara di Amerika Latin menganut sistem satu partai yang unik, hal itu antara lain menyebabkan hasil pemilihan disemua tingkatan telah diketahui terlebih dahulu.

2.3. Munculnya Gerakan Revolusioner Negara-Negara Amerika Latin

Pengalaman pertama yang diperoleh oleh Mesiko pada abad ke-20 adalah adanya revolusi sosial  di berbagai  negara  Amerika Latin. Pemberontakan pada tahun 1910 menghadirkan revolusi  pada tahun 1940 tambang dan kilang minyak milik asing dinasionalisir dan sebagian besar tanah-tanah produktip diambil-alih dan dibagikan kepada para petani. Serangan secara simultan dan berhasil terhadap “kapital  asing (tambang minyak dll)” serta “hacendados domestik (tanah-tanah produktip)” tersebut   tidak diduga sebelumnya.
Seperti diketahui pada tahun 1878 – 1911  Mesiko dibawah pemerintahan diktator Porfirio Diaz   dengan semboyan “Kestabilan dan Kemajuan” dapat berkembang dan maju menuju ke negara industri. Pemerintahan dilakukan-nya secara otoriter (tangan besi)  dengan dukungan militer, kebebasan masyarakat dikekang dengan kejam, dan pemilihan umum yang bebas dihindarinya.Hal  itulah yang rupanya menjadi penyebab utama munculnya gerakan revolusioner dan pemberontakan rakyat Mexico (1910 – 1920) yang kemudian menjadi revolusi sosial.
Revolusi Mexico menyaksikan perpindahan dari kekuasaan diktator otoriter (yang mencoba membangun pemerintahan yang stabil) terhadap kekuaaan radikal dan revolusioner. Ketika revolusi berlangsung  tambang-tambang minyak asing diambil alih dan kebun-kebun dibagikan kepada petani (rakyat miskin) oleh gerakan revolusioner seperti yang dipimpin Emiliano Zapata.Revolusi sosial tersebut  bukan-lah terjadi secara tiba-tiba dan bukan pula oleh sesuatu  yang berdiri sendiri, tetapi karena  berbagai sebab  yang berakumulasi dan berseluk-beluk  sbb :
  1. Perkembangan kapitalisme dan imperialisme yang rakus khususnya di Amerika Utara disatu fihak, dan berdirinya Negara sosialis sebagai pengetrapan faham  Marxisme Leninisme di Rusia dilain fihak,
  2. Tumbuhnya nasionalisme yang berkolaborasi dengan kaum kapitalis & imperialis  asing dan  menimbulkan pemeritahan diktator- otoriter disatu fihak, dan rakyat banyak yang menuntut keadilan.
Seperti diketahui adanya  gerakan revolusioner yang menyebabkan revolusi sosial tersebut selain di Mesiko juga terjadi di berbagai negara Amerika Latin lainnya. Untuk memberi gambaran tentang hal itu berikut ini  adalah uraian singkat tentang keadaan yang terjadi  di Kuba, Chili, Bolivia dan Kolombia.

2.3.1 Kuba
Pada tahun 1895 – 1898, Kuba merupakan jajahan Spanyol, namun sebagian besar wilayah  pedesaan dan sejumlah kota dikuasai oleh kekuatan revolusi yang ingin menggulingkan-nya. Spanyol yang menguasai kota-kota besar berusaha menundukkan kekuatan revolusi tersebut, namun perlawanan tetap berlanjut. Perlawanan kaum revolusioner Kuba surut setelah pada tahun 1898 Amerika Serikat memenangkan “Perang Spanyol – Amerika” dan menduduki  Kuba.  Pada tahun 1902  Kuba  mendapatkan kemerdekaan,  dan tentara Amerika Serikat meninggalkan Kuba. Namun Amerika Serikat melalui  “Amandemen Platt” masih memiliki wewenang yang besar dalam urusan-urusan dalam negeri Kuba, dan masih berada  di Teluk Guantanamo dengan istilah menyewa.
Pada tahun 1902 – 1906 Kuba berada dalam masa damai yaitu sewaktu pemeritahan Tomas Estrada Palma sebagai presiden pertama. Namun antara tahun 1906 – 1909 dengan menggunakan pasal-pasal dalam “Amandemen Platt” tentara Amerika Serikat  menduduki  kembali Kuba. Pada tahun 1934  Amandemen Platt tersebut dicabut, namun keberadaan Amerika Serikat di Teluk Guantanamo  terus diperpanjang sampai saat ini.
Setelah itu beberapa kali Kuba berganti pemerintahan, pada tahun 1952 Fulgencio Batista  dapat mengambil alih (kudeta) pimpinan pemerintahan Kuba. Fulgencio Batista memimpin Kuba secara diktator otoriter, hal itu berakibat rakyat merasa tidak puas sehingga banyak kelompok yang  menentangnya.
Pada November 1956 Fidel Castro dengan 82 orang pejuang dilatih oleh Alberto Bayo mantan kolonel Tentara Republik Spanyol menggulingkan pemerintahan diktator Batista, dalam suasana  masyarakat  kecewa dan tidak puas terhadap pemerintah. Castro kemudian  berhasil membangun negara komunis dengan sistem satu partai yang  pertama di belahan Barat dunia. Castro tidak secara resmi mengungkapkan hal itu.

2.3.2Chili
Menjelang akhir abad ke-19, pemerintah Chili di Santiago menjadi lebih kokoh kedudukannya  karena: 
(1)  Kedaulatan Chili atas selat Magelhaens diakui Argentina
(2)  Wilayah Chili diperluas kearah utara yang berdampak hilangnya sepertiga akses Bolivia ke Samudra Pacifik.
(3)  Ditemukannya deposit senyawa nitrat yang berharga.
Eksploitasi deposit senyawa nitrat tersebut telah membawa Chili ke era kemakmuran. Namun konflik antara “Presiden” (Jose Manuel Balmaceda) dan “Kongres” telah memicu “Perang Saudara” (1891). Perang-saudara tersebut juga merupakan pertarungan antara pihak yang menghendaki pembangunan industri dalam negeri dengan pihak perbankan Chili  yang mengutamakan ekspor sumberdaya alam (khususnya House of Edwards yang memiliki hubungan erat dengan kapitalis asing). “Kongres” memenangkan konflik tersebut, dan kemudian menerapkan sistem “republik parlementer”.
Pada periode “republik parlementer” tersebut terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup  tinggi, namun juga  ditandai oleh ketidakstabilan politik dan merupakan awal  timbulnya  apa  yang disebut sebagai "masalah sosial" yaitu  adanya gerakan revolusioner dari kaum proletar. Masalah sosial tersebut timbul karena tidak terwujudnya "pemerataan  kemakmuran". 
Chili selama bertahun-tahun berganti-ganti pemerintahan,baikmelalui kudeta militer maupun  melalui proses pemilihan.Pada  tahun 1970  Allende (berfaham sosialis) memenangkan pemilihan  umum. Pemerintahan Allende mengajukan suatu program   yang dalam garis besarnya sbb : 
·         menjalankan  sistem ekonomi dan sosial yang sosialistis,
·         meningkatkan peranan kaum buruh,
·         melakukan nasionalisasi bank-bank asing, dan
·         memperkuat "milisi rakyat".
Dibawah Allende  keadaan ekonomi dan politik di Chili  tidak menjadi stabil dimana media, politisi, serikat buruh, dan berbagai organisasi  lainnya  selalu melakukan aksi-aksi yang menentang  Allende. Sejumlah aksi menentang Allende  tersebut didukung oleh  Amerika Serikat. Hal itu menyebabkan  pada permulaan tahun 1973 Chili mengalami krisis ekonomi dan hiperinflasi hingga 600% s/d  800%. Krisis ekonomi  tersebut diperparah oleh  adanya pemogokan-pemogokan yang dilakukan oleh para dokter, guru, pemilik truk, pekerja tambang tembaga dll, serta  didukung oleh mahasiswa.
Pada 26 Mei 1973 Mahkamah Agung Chili secara terbuka ikut serta menentang pemerintahan Allende, dan berpendapat bahwa  kebijakan Allende adalah pemicu ketidak stabilan ekonomi, politik,  dan sosial di Chlili.
Pada 11 September 1973 terjadi kudeta militer menggulingkan pemerintahan Allende.  Kudeta militer tersebut  kemudian membentuk junta  militer yang  dipimpin oleh Jenderal  Augusto Pinochet, dan mengambil alih kendali negara. Meskipun  kudeta tersebut ilegal menurut konstitusi Chili,  namun “Mahkamah Agung Chili” mendukung dan mengukuhkan-nya.Pada 11 September 1980 sebuah “konstitusi baru” diberlakukan melalui suatu referendum. Referendum ini kontraversial dan dipertanyakan oleh berbagai organisasi internasional.
Jenderal Pinochet menjadi presiden republik Chili selama 8 tahun. Setelah Pinochet memperoleh kekuasaan,beberapa ratus orang revolusioner meninggalkan Chili  bergabung dengan tentara Sandinista di Nikaragua, pasukan gerilya di Argentina, atau ke kamp pelatihan di Kuba,  Eropa Timur, dan Afrika Utara. 

2.3.3 Bolivia

            Seperti diketahui sejak merdeka sampai medio abad ke-19 Bolivia telah kehilangan lebih  dari setengah wilayahnya ke negara tetangga karena suatu peperangan. Pada akhir abad ke-19, meningkatnya harga emas dunia telah membawa Bolivia menjadi negara yang secara  ekonomi  relatip makmur dan secara politik stabil. Sementara itu selama awal abad ke-20  “timah” telah menggantikan “emas” sebagai sumber kekayaan negara yang paling penting.  Dalam tiga puluh tahun pertama  abad ke-20  pemerintahan Bolivia  didominasi oleh oleh elit yang menjalankan kebijakan sosial dan ekonomi liberal (laissez-faire). 
Pada tahun 1951 partai yang berbasis luas, Gerakan Nasionalis Revolusioner (Movimiento Nacionalista Revolucionario disingkat MNR), memenangkan pemilihan presiden Bolivia.Kemenangannya tersebut  tidak didukung oleh kekuatan-kekuatan elit, namun  MNR (1952) ternyata dapat  melakukan  suatu perubahan dengan sukses.  Presiden  Victor Paz Estenssoro dengan dukungan  rakyat melakukan perubahan-perubahan sbb :
·         memperkenalkan hak pilih,
·         melaksanakan reformasi tanah
·         mempromosikan pendidikan pedesaan
·         nasionalisasi tambang terbesar (timah).
Pada tahun 1964, junta militer menggulingkan Presiden Estenssoro, kemudian pada 1971  Hugo Banzer Suarez (seorang  Kolonel AD) diangkatsebagai presiden Bolivia.  MNR (1971-1974) mendukung pemerintahan Banzer.  Selama pemerintahan presiden Banzer ekonomi Bolivia tumbuh dengan mengesankan, walaupun terjadi banyak pelanggaran  hak asasi manusia (HAM)  dan krisis fiskal yang  akhirnya melemahkan dukungan masyarakat terhadap-nya. Banzer pada tahun 1978  dipaksa menggelar pemilu, dan Bolivia kembali  memasuki masa kekacauan politik.
Pada tahun 1979 dan 1981 dilaksanakan Pemilu, namun hasilnya tidak meyakinkan dan ditandai oleh banyak kecurangan. Setelah itu Bolivia selalu mengalami krisis politik dan ekonomi, pemerintahan tidak stabil (sering berganti-ganti melalui kudeta dan kontra kudeta militer), terjadi banyak pelanggaran HAM,  dan marak praktek perdagangan narkotika.  Bahkan menurut  “Guinness World Records” selama kurang dari satu abad di Bolivia terjadi kudeta lebih dari  190 kali, terbanyak di dunia.
Selama pemerintahan presiden  Gonzalo Sanchez de Lozada  telah dilakukan  reformasi  ekonomi dan sosial secara agresip, dimana investor asing  boleh menguasai 50% kepemilikan dan melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan public seperti di perusahaan-perusahaan  minyak bumi, telekomunikasi,penerbangan,kereta api dan listrik. Reformasi (dan restrukturisasi) ekonomi ini  sangat ditentang oleh  golongan tertentu  yang  terus melakukan  protes  dan bahkan  kadang-kadang  disertai  kekerasan,  terutama di La Paz (ibukota) dan Chapare (daerah penghasil koka).  
Pada tahun 1994 –  1996 pemerintah de Lozada  menawarkan kompensasi moneter kepada petani koka ilegal di wilayah Chapare, jika mereka menghentikan penanaman koka. Kebijakan ini dapat sedikit mengurangi produksi koka. Seperti diketahui pada tahun  1990-an Bolivia adalah pemasok hampir  sepertiga  koka (bahan baku kokain) dunia.
Sementara itu Central Obrera Boliviana (COB)  menentang berbagai kebijakan pemerintah  Bolivia , namun tentangan itu tidak efektip seperti terlihat pada saat pemogokan guru (1995). Pada saat itu COB tidak dapat mengerahkan dukungan dari anggotanya  termasuk dukungan  dari para pekerja konstruksi  dan pabrik. Pemogokan gagal dan Kemudian pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat militer  untuk menjaga agar gangguan yang disebabkan oleh aksi  para guru tersebut tidak terulang.
Seperti diketahui para guru tersebut dipimpin oleh pendukung Trotsky, dan dianggap sebagai  serikat paling militan di COB. Kegagalan aksi para guru tersebut merupakan pukulan besar bagi COB, yang kemudian (1996) terperosok ke dalam pertikaian internal.
Kemudian antara Januari 1999 sampai April 2000 terjadi aksi protes dalam skala besar di kota terbesar ketiga di Bolivia (Cochabamba). Aksi protes tersebut adalah sebagai reaksi terhadap privatisasi sumber daya air. Akibat privatisai tersebut  pengelola  sumberdaya air (perusahaan asing) menaikan harga  air hingga dan dua kali lipat.Gonzalo Sanchez de Lozada mundur pada Oktober 2003, dan digantikan Wakil Presiden Carlos Mesa.Namun 6 bulan kemudian (Juni 2005) Mesa digantikan oleh ketua MA Eduardo Rodriguez. Pada 18 Desember 2005  Evo Morales pemimpin sosialis pribumi terpilih sebagai presiden.
Pemimpin revolusioner Che Guevara dibunuh oleh tim gabungan CIA dan Angkatan Darat Bolivia pada 9 Oktober 1967, di Bolivia. Seorang perwira dalam timyang menangkap dan menembak Che Guevara adalah Felix Rodriguez.  Rodriguez mengatakan bahwa setelah ia menerima perintah presiden Bolivia, maka dilakukannya eksekusi terhadap Che Guevara.

2.3.4 Kolombia

Republik Kolombia seperti yang dikenal sekarang terbentuk pada tahun 1886, setelah sebelumnya terjadi perang sipil selama dua tahun.  Perang sipil seperti itu sering terjadi di Kolumbia,  yang paling terkenal adalah “perang sipil 1000 hari (1899 - 1902)” yang terjadi  bertepatan dengan keinginan Amerika Serikat  mengambil alih pembangunan “Terusan Panama”. Hal tersebut berakibat Panama menjadi sebuah negara merdeka  lepas dari Kolombia pada tahun 1903.
Kolombia juga terlibat dalam perang yang cukup lama dengan Peru, karena konflik teritorial.  Setelah perang dengan Peru berakhir Kolombia mengalami stabilitas politik, yang diselingi jeda karena pertikaian berdarah di akhir 1940-an s/d awal 1950-an, periode tersebut dikenal sebagai periode “ La Violencia  (Kekejaman)”.
Sejak Gustavo Rojas berkuasa melalui sebuah kudeta, dan melakukan negosiasi dengan kaum gerilyawan (1953 – 1964) suasana kekejaman mereda.Setelah Gustavo Rojas, Kolumbia berada dibawah pemimpin militer Jenderal Gabriel Paris Gordillo. Meredanya suasana kekejaman tersebut ternyata tidak meniadakan adanya kontradiksi. Bahkan kekuatan  kaum gerilyawan di desa-desa akhirnya secara resmi membentuk FARC  (FARC atau  Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia atau Revolutionary Armed Forces of Colombia, lihat Wikipedia) untuk melawan pemerintah  yang dipandangnya  pro Amerika Serikat.
Antara tahun 1980 – 1990 terbentuklah “kartel obat” yang berkuasa dan kejam di Kolumbia yaitu “Kartel Medellin” (Pablo Escobar)  dan “Kartel Kali”, dalam hal tertentu kartel-kartel tersebut mempengaruhi politik dan ekonomi di Kolombia.
Pada tahun 1991 “Konstitusi Kolombia 1991” yang diajukan oleh “Badan Konstitusi Kolombia”. Diberlakukan Konstitusi ini mengatur posisi-posisi penting di bidang politik, etnik,  gender, dan hak assasi manusia (HAM).


Seperti diketahui  pada tahun 1940 Tan Malaka telah memperkirakan,  jika   bumi terdiri dari 8 atau 9 “gabungan negara (negara raksasa)”, maka bumi akan damai. Gabungan Negara-negara raksasa tersebut antara lain adalah “Amerika Serikat dan Canada” dengan luas daratan lk 8 juta mil persegi, dan “Amerika Selatan” dengan luas daratan lk 7 juta mil persegi.
Amerika Selatan atau Amerika Latin tersebut kini terdiri dari lebih 15 negara antara lain Argentina, Bolivia, Brasilia, Chili, Kolombia, dan Uruguay serta berpenduduk lebih dari  350 juta jiwa.  Negara-negara Amerika Latin tersebut dapat dikatakan telah merupakan negara merdeka, namun tampaknya belum satupun menjadi negara “Merdeka 100%”.  Hanya “Trinidad & Tobago” serta “Antigua & Barbuda” yang termasuk dalam katagori “Merdeka 100% secara Kwantitatip”.
Negara-negara Amerika Selatan sadar, bahwa mereka tidak akan mencapai  “Merdeka 100%” jika tidak bersatu. Dan persatuan tersebut hanya akan kokoh jika Amerika Selatan dapat menjadi “gabungan negara (negara raksasa)”, dan Amerika Selatan sangat mungkin menjadi “gabungan negara (negara raksasa)” karena  :
  • Memiliki sumberdaya yang cukup untuk seluruh kebutuhannya,
  • Memiliki luas wilayah yang memungkinkan setiap penduduk memiliki ruang yang cukup bagi hidupnya.
  • Memiliki iklim dan penduduk dengan adat-istiadat yang lebih kurang sama, dan
  • Mampu  membentuk suatu pemerintahan yang demokratis. 

Bahwa  AmerikaSelatan akan bersatu dan menjadi “gabungan negara (negara raksasa)” telah terlihat tanda-tandanya sejak lama. Tanda itu antara lain tampak pada saat gerakan kemerdekaan Amerika Selatan (South American independence movement) pimpinan Simon Bolivar memperoleh kemenangan   atas tentara kerajaan  Spanyol   di Ayachucho (1824). Letak Ayacucho adalah di Peru (sekarang).Región Ayacucho adalah sebuah región (wilayah) di Peru yang memiliki luas wilayah 43.814 km².
Tanda-tanda bahwa Amerika Selatan akan bersatu menjadi "gabungan negara (negara raksasa) tersebut kemudian menjadi lebih nyata sejak hampir 50 tahun yang lalu  tepatnya pada tahun 1969,    dimana  negara- negara  Amerika Selatan  telah berhasil membentuk berbagai kerja-sama  antara lain sebagai berikut :
·         Andean Community (Comunidad Andina de Naciones-CAN)
Pada 1969 lima negara Amerika Selatan yaitu Bolivia, Kolombia, Ekuador dan Peru  menandatangani Andean Pact  yang merupakan apa yang disebut sebagai “Andean Community”.
·         Latin American Economic System (SELA)
Pada 1975 terbentuk Latin American Economic System (SELA). Saat ini (2010) SELA beranggotakan  Argentina, Barbados, Belize, Bolivia, Brasil, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Dominika, Ekuador, El Salvador, Grenada, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Jamaika, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Suriname, Trinidad & Tobago, Uruguay, dan Venezuela.
·         Latin American Integration Association (LALA/ALADI)
Pada 1980 Latin American Integration Association (LALA) berdiri.  LALA beranggota 12 negara yaitu Argentina, Brasil, Bolivia, Chile, Kolombia, Kuba, Ekuador, Meksiko, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezue.
·         Mercado Comun del Sur (Mercosur)
Pada 1991 Mercado Cumun de Sur (Mercosur) dibentuk oleh  4 negara yaitu Argentina, Brasil, Paraguay dan Uruguay. Mercosur dimaksudkan untuk  memperkuat para anggotanya menghadapi perkembangan perekonomian dunia. Mercosur memiliki pasar dan tarif impor bersama.Pada tahun 2006, Venezuela bergabung menjadi anggota penuh Mercosur.
Kerjasama antar negara-negara tersebut kiranya dapat dipandang sebagai langkah awal menuju terbentuknya “negara gabungan Amerika Selatan”







BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dilihat dari penjelasan dan fenomena diatas terlihat bahwa di amerika latin sendiri belum ada organisasi yang mampu mengakomodir anggota dari seluruh negara di kawasan. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan yaitunya :

1.      Adanya kepentingan yang berbeda dari negara-negara di kawasan dan kepentingan itu sulit untuk disatukan
2.      Adanya keinginan dari beberapa negara untuk saling mendominasi satu sama lain di kawasan hingga persaingan mereka memberikan dampak yang buruk untuk terbangunnya kerjasama di kawasan.
3.      Adanya perbedaan idiologi, sehingga membuat negara yang bertetangga satu sama lain ini justru saling menjauh karena perbedaan cara pandang melihat politik domestik dan politik dunia.
4.      Ketidak mampuan negara-negara amerika latin bersaing di pasar internasional membuat mereka mengoptimalkan pasar regional hingga muncul persaigan di pasar regional yang mengakibatkan perjanjian untuh berbagi dengan baik tidak mampu tercapai.









DAFTAR PUSTAKA
Kismomihardjo, Santoso. 2012. Amerika Selatan. (diakses pada tanggal 18 Mei 2014)
Putri, Ardila. Regionalisme di Amerika Latin. (diakses pada tanggal 18 Mei 2014)



Posted by Unknown

Popular Post

- Copyright © 2013 Dhevy Ratnasari Blog -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan | Distributed by Rocking Templates -